Sunday 6 July 2014

LS Ep #7: Tuhan Penulis Yang Baik


Sejak SD aku udah mulai suka sama dunia tulis menulis dan mulai berkembang dari rasa suka jadi hobi sampai waktu SMP aku mulai menekuni hobi aku dan banyak nulis cerita.


Aku masih ingat karya pertamaku yang aku tulis berjudul " Sena " yang menghabiskan 5 lembar kertas berukuran F4 dengan cerita misteri tentang sebuah pembunuhan dan butuh tiga hari buat aku untuk selesaikan cerita itu. Aku bangga saat kerja keras selama tiga hariku mendapat penghargaan, karanganku itu mencuri perhatian guru sastraku waktu itu karena satu - satunya yang nggak menulis cerita dongeng kura - kura atau ayam dan aku juga mendapat nilai terbaik. Well, bukan berarti cerita dkngeng temen - temenku waktu itu nggak bagus, karena yang dilihat bukan dari segi ceritanya aja tapi juga bentuk dan cara penulisannya.


Aku selalu suka menulis dan akan selalu lupa waktu saat sudah menulis, membawa tokoh dalam ceritaku menuju alur cerita yang rumit sampai pada klimaks kemudian tiba pada akhir cerita yang aku sendiri nggak pernah sangka adalah bagian kesukaanku. Aku suka menjadi diri sendiri saat mulai nenulis cerita, membawa diriku masuk dan larut dalam cerita yang sedang ku tulis dan emosi yang ikut terlarut dalam setiap emosi dari tokoh yang kuciptakan, sedih saat ia sedih dan menangis saat ia menangis, senang saat ia senang dan kesal saat ia disakiti oleh tokoh antagonis ciptaanku adalah bagian paling menyenangkan buatku.



Aku jadi berpikir, seperti itukah yang Tuhan rasa saat nenulis setiap kejadian kedalam baris dilembar kehidupanku? Rasanya mustahil saat seorang penulis tidak menggunakan emosinya saat sedang menulis setiap kejadian secara rincih dalam hidup tokoh yang ia ciptakan dan tidak mengerti perasaan yang dirasakan tokoh tersebut karena seorang penulis selalu menaruh emosinya saat menuliskan bahwa tokoh yang ia ciptakan itu sedang bahagia, sedang sedih, sedang marah atau bahkan kehilangan semangat. Dan biasanyanya seorang penulis akan merasakan dua kali lipat perasaan yang dirasakan tokoh ciptaanya karena emosi dari tokoh itu adalah merupakan emosinya sendiri yang ia tanam padah tokoh ciptaannya itu.


Aku selalu bertanya, kenapa Tuhan bawa jalan hidupku kejalan ini? Jalan yang bahkan nggak pernah aku bayangkan. Tapi satuhal yang aku yakin, seorang penulis tidak pernah ingin tokoh utamanya tidak mendapatkan sedikitpun kebahagiaan dan kebaikan setelah setiap titik konflik yang ia terima dalam cerita itu menguras waktu dan tenaga. Seorang penulis selalu memberi kebaikan pada tokoh ciptaannya sekalipun mungkin tokoh ciptaannya harus kehilangan satu anggota tubuhnya atau bahkan menutup kisahnya dengan sebuah kematian.


Sekarang ini aku nggak tau Tuhan lagi nulis apa untuk menit selanjutnya dalam lembaran kertas kehidupanku, tapi aku akan selalu yakin seperti halnya aku yang selalu ingin tokoh utama dalam ceritaku mendapatkan kebahagiaan nggak peduli sudah berapa banyak ia terluka, berapa kali ia terjatuh, Tuhan juga pasti akan melakukan hal yang sama dalam hidupku.

Aku adalah tokoh utama dari sebuah buku yang sedang Tuhan tulis dan kamu adalah bagian didalamnya.

Kamu adalah tokoh utama dari buku yang sedang Tuhan tulis, dan aku harap aku ada didalamnya.

Well, jangan pernah ragu akan setiap kejadian yang kamu alami, sebelum buku itu dinyatakan penuh memang akan selalu ada kejadian untuk mengisi setiap baris dan lembar yang kosong.
Nggak pernah ada buku dengan 100 halaman tetapi hanya 50 halaman yang terisi dan sisanya kosong.

Tuhan adalah penulis yang baik, jangan takut.

Gbu



Informasi:

Sekedar Informasi, sekarang kalian bisa follow aku di instagram
@miss_beautify

No comments:

Post a Comment